Penyebab Jamur Kulit Kambuh

Setidaknya, ada 3 penyebab utama mengapa jamur sering muncul kembali meski sudah pernah diobati sebelumnya:

  1. Tidak menjaga kebersihan: Penyakit kulit seperti infeksi jamur bisa dicegah dengan rajin menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekitar (1).
  2. Sistem imun yang lemah: Daya tahan tubuh juga memiliki peran penting sebagai pertahanan dari penyakit penyebab jamur kulit kambuh. Karena imun ini jugalah, sebagian orang lebih berisiko terhadap alergi atau pilek, dan sebagiannya lagi lebih rentan terhadap infeksi jamur kulit yang berulang (2).
  3. Tidak diobati dengan benar: Tahukah kamu, jika krim antijamur yang mengandung Klotrimazol 1% adalah pengobatan yang efektif dan aman untuk digunakan (3)? Dengan penanganan yang tepat dan konsisten, kulit kamu akan kembali sehat seperti sedia kala.

Risiko Infeksi Jamur Kulit Meningkat, Jika…

  • Sering mengunjungi fasilitas umum dan menyentuh permukaan yang mungkin telah terkontaminasi oleh jamur, seperti kolam renang ataupun tempat olahraga bersama (1).
  • Sering bergantian menggunakan barang-barang yang seharusnya digunakan secara pribadi, contohnya seperti handuk, pakaian dan alat-alat olahraga (1).
  • Terdapat kontak fisik dengan binatang yang terinfeksi penyakit jamur kulit (1).
  • Memiliki daya tahan tubuh lemah akibat kondisi tertentu, seperti HIV/AIDS (4).
  • Memiliki berat badan berlebih (obesitas) atau diabetes (5).
  • Sedang dalam masa pengobatan seperti konsumsi antibiotik (6).

Daftar Infeksi Jamur Kulit yang Sering Terjadi

Jamur dapat tumbuh di mana saja, seperti di tanah, udara, dan air, selama kondisinya cukup lembab bagi jamur untuk berkembang biak. Tidak terkecuali dengan bagian kulit kita yang dapat terpapar dengan mudah oleh infeksi jamur. Itulah sebabnya, ada jamur-jamur tertentu yang menyerang di beberapa area tubuh kita. Meskipun ada banyak penyakit yang disebabkan oleh jamur, namun di bawah ini adalah daftar jamur kulit yang paling sering menyerang manusia:

  1. Kutu air (Tinea Pedis/athlete’s foot): Kutu air adalah jenis infeksi jamur pada kaki dengan gejala kulit mengelupas, pecah-pecah, terasa gatal dan panas seperti terbakar. Infeksi jamur ini disebabkan oleh jamur yang sering ditemukan di tempat umum, misalnya gym, ruang ganti atau area kolam renang (7).
  2. Panu (Tinea Versicolor): Disebabkan oleh pertumbuhan jamur Malassezia yang berlebihan, jamur yang satu ini memiliki ciri-ciri adanya bercak kulit berwarna coklat atau merah muda dan paling sering menyerang punggung, dada, dan lengan atas (1).
  3. Kadas/kurap (Tinea Corporis): Kadas atau kurap dapat menyerang bagian kulit di manapun. Gejalanya adalah kulit merah dengan bentuk seperti ruam melingkar, mengelupas dan sangat gatal (1,7).
  4. Infeksi jamur di selangkangan (Tinea Cruris): Ditandai dengan kulit merah dan gatal di area kemaluan, infeksi ini biasanya terjadi ketika cuaca lembab atau saat kamu menjalani aktivitas tertentu yang memproduksi banyak keringat, seperti berolahraga. Pasalnya, keringat yang berlebih dapat terperangkap di area selangkangan dan menjadi tempat pertumbuhan jamur (7).

Cara Mengatasi Infeksi Jamur Kulit

  • Menjaga kebersihan dengan baik. 
    Mempraktikan gaya hidup sehat dengan menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan merupakan kunci utama dalam mengatasi penyebab jamur kulit yang sering kambuh. Rutin mandi minimal 2 kali sehari atau ketika memiliki aktivitas fisik yang padat untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur (1).
  • Menggunakan pakaian yang longgar. 
    Memakai baju dan pakaian dalam yang terlalu ketat akan meningkatkan produksi keringat berlebih dan menyebabkan kulit menjadi hangat dan lembab. Pasalnya, kulit yang memiliki suhu hangat dan lembab merupakan tempat langganan bagi jamur untuk berkembang biak (1,2).
  • Mengoleskan salep antijamur yang mengandung Klotrimazol 1%.
    Penanganan utama infeksi jamur kulit adalah dengan obat-obatan antijamur, terutama antijamur topikal (oles), seperti krim. Obat antijamur bekerja dengan cara menghancurkan dinding sel jamur sehingga isi sel keluar dan sel jamur mati, atau dengan menghambat sel-sel jamur bertumbuh dan berkembang biak. Pertimbangkan untuk selalu menggunakan krim antijamur yang mengandung Klotrimazol 1% dengan mengoleskannya selama 2 kali sehari selama 3-4 minggu hingga kelar sampai ke akar.

Berapa Lama Infeksi Jamur Bisa Sembuh?

  • Klotrimazol 1% adalah salah satu obat antijamur yang efektif untuk mengatasi infeksi jamur, seperti kurap, panu, maupun kutu air. Obat ini umumnya tersedia dalam bentuk obat topikal, seperti krim dan salep, serta obat oral dalam bentuk tablet minum.
  • Pengobatan jamur kulit dengan klotrimazol 1% umumnya membutuhkan tujuh hari hingga tanda infeksi sembuh kamu rasakan. Untuk mencegah infeksi jamur datang kembali, kamu perlu mengoleskan obat antijamur ini ke bagian kulit yang terinfeksi 2 kali per hari selama dua minggu agar benar-benar kelar sampai ke akar.
  • Apabila dalam 7 hari setelah pemakaian kulitmu tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter.

CH-20220407-36

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia

Referensi:

  1. Jill Seladi-Schulman. Types of Fungal Skin Infections and Treatment Options. Healthline. Diakses pada 22 Maret 2022 dari https://www.healthline.com/health/fungal-infection#yeast-infection 
  2. American Osteopathic College of Dermatology. Fungus Infections: Preventing Recurrence. aocd.org. Diakses pada 22 Maret 20221 dari https://www.aocd.org/page/FungusInfectionsP  
  3. Webmd Team. Clotrimazole Solution. WebMD.com. Diakses pada 22 Maret 20221 dari https://www.webmd.com/drugs/2/drug-4316/clotrimazole-topical/details
  4. Centers For Disease Control and Prevention. Who Gets Fungal Infections?. CDC. Diakses pada 23 Maret 2022 dari https://www.cdc.gov/fungal/infections/index.html
  5. Mark Cichocki, RN. The 4 Most Common Fungal Infections in People With HIV. Very Well Health. Diakses pada 22 Maret 2022 dari https://www.verywellhealth.com/opportunistic-fungal-infections-47932 
  6. Terez Malka. Can You Get a Yeast Infection from Antibiotics? K Health. Diakses pada 22 Maret 2022 dari https://www.khealth.com/learn/antibiotics/yeast-infection-after-antibiotics/ 
  7. Charles Patrick Davis. Fungal Skin Infections: Types, Symptoms, and Treatment. Medicine Net. Diakses pada 23 Maret 2022 dari https://www.medicinenet.com/fungal_infections_pictures_slideshow/article.htm