Kegunaan Bifonazole untuk Kulit
Bifonazole sendiri merupakan obat turunan dari Imidazol dan Triazol yang berguna untuk mengatasi beberapa jenis infeksi jamur kulit seperti: (2,3)
- Panu (pitiriasis versikolor): merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur lipofilik genus Malassezia sp.
- Kurap: memiliki nama medis tinea adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita. Beberapa jenisnya adalah tinea corporis (kurap di badan), tinea cruris (kurap atau jamur di selangkangan), dan tinea capitis (kurap kulit kepala).
- Kandidiasis: Penyakit infeksi jamur pada kulit yang disebabkan jamur Candida spp, terutama Candida Albicans. Beberapa jenisnya adalah oral thrush (jamur di mulut) dan yeast vaginitis (jamur di selangkangan wanita).
- Penyakit lainnya: Bifonazole juga telah digunakan dalam pengobatan sejumlah infeksi lainnya seperti onikomikosis, otomikosis, eritrasma, psoriasis, sebopsoriasis, dermatitis seboroik dan rosacea. Sejumlah studi dengan infeksi jamur superfisial menunjukkan bahwa Bifonazole memiliki penetrasi kulit di stratum korneum yang lebih baik dan jangka waktu yang lebih panjang hingga 19 - 32 jam.
Tahukah Anda?
Penelitian pada tahun 2018 di Turki menunjukkan bahwa jamur penyebab infeksi kulit dapat menyebar di tempat umum termasuk masjid, terutama pada karpet atau sajadah untuk melaksanakan ibadah. Oleh karena itu, disarankan untuk selalu mencuci kaki sebelum memasuki masjid dan menggunakan kaus kaki untuk menghindari kemungkinan penyebaran jamur kulit di tempat umum yang ramai dikunjungi orang (5).
Bentuk Salep Anti Jamur Bifonazole
Salep untuk gatal jamur biasanya dibuat dalam bentuk krim, salep, losion, bedak, gel, atau yang dioleskan ke permukaan kulit, termasuk Bifonazole. Obat Bifonazole terbatas pada penggunaan oleh orang dewasa dengan dosis 1% baik dalam bentuk krim, gel, ataupun bedak. Dengan penggunaan krim yang mengandung Bifonazole 1% diharapkan mampu Kelarin Jamur Like a Pro! (1,2,6).
Langkah Penggunaan Salep Anti Jamur Bifonazole
Karena cara kerja Bifonazole yang efektif atasi gatal jamur dan cepat kerjanya, penggunaannya pun cukup 1 kali sehari sehingga kamu bisa bebas gatal seharian. Sebagai tambahan, kamu dapat mengikuti langkah-langkah berikut untuk mengaplikasikan salep ini dengan tepat, yaitu: (6,7,8)
- Cuci tangan sebelum memulai penggunaan atau gunakan aplikator khusus saat pengobatan untuk menghindari sentuhan langsung.
- Bersihkan dahulu area kulit yang akan dioleskan, lalu keringkan.
- Oleskan krim Bifonazole 1% ke bagian kulit yang terinfeksi jamur dan gosok dengan lembut sebanyak 1 kali sehari dan lanjutkan selama 2 minggu agar infeksi jamur tidak mudah kambuh atau datang kembali terutama di bagian lipatan kulit dan Kelarin Jamur Kulit, Like a Pro!
- Pilih salep antijamur yang mengandung Bifonazole 1%, yakni yang tidak mengandung steroid. Meski bisa meredakan radang pada kulit, namun steroid pada penggunaan berulang dan jangka panjang memiliki efek samping seperti alergi, timbul stretch marks, hingga menyebabkan penyakit menjadi kebal pada obat.
- Jangan lupa cuci tangan pada tangan yang digunakan untuk mengoleskan. Karena untuk tangan yang baru saja digunakan untuk mengoles salep antijamur, jangan langsung terkena air dan diberi jeda kurang lebih 1 jam agar meresap efektif.
- Kenakan pakaian yang longgar agar kulit bisa bernapas lebih baik.
- Jagalah kebersihan tubuh untuk menghindari penyebaran infeksi jamur.
- Tetap baca aturan pakai dan jika sakit berlanjut segera hubungi dokter.
Catatan Penting
- Salep antijamur dengan kandungan Bifonazole 1% merupakan krim antijamur yang bebas steroid, namun tetap memiliki efek dapat meredakan peradangan (antiinflamasi).
- Selain itu, formulasi Bifonazole 1% sebagai salep untuk gatal jamur telah diukur agar dapat ditoleransi dengan baik oleh kulit pasien dan efek sampingnya pun jarang mengakibatkan pemberhentian pengobatan.
- Beberapa efek samping yang mungkin muncul bagi kulit sensitif di antaranya adalah gatal, terbakar, ruam merah, dan sebagainya. Penggunaan salep anti jamur yang memiliki kandungan ini perlu diperhatikan dan sesuai dengan arahan dokter jika muncul efek samping ataupun reaksi hipersensitivitas terhadap penggunaan obat tersebut (4).
CH-20221027-26
Artikel ini ditulis oleh:
dr. Jessica Gabriana
Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia
Referensi:
-
Rosy Saptoyo. Kapan Musim Hujan 2021 Tiba? Kompas. Diakses pada 4 Desember 2021 dari https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/11/070000765/kapan-musim-hujan-2021-tiba-ini-penjelasan-brin
-
Nicola Balato, dkk. Effects of Climate Changes on Skin Diseases. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://www.researchgate.net/publication/259649837_Effects_of_climate_changes_on_skin_diseases
-
Vinodkumar Chavan. Lower Temperature and Higher Humidity Favours Fungal Growth. Journal of Global Sciences, Volume 9 No.8 2020. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://www.mutagens.co.in/jgb/vol.09/08/090803.pdf
-
Mayo Clinic Team. Athlete’s Foot. Mayo Clinic. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/athletes-foot/diagnosis-treatment/drc-20353847
-
Jill-Seladi Schulman. Types of Fungal Skin Infections and Treatment Options. Healthline. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://www.healthline.com/health/fungal-skin-infection#treatment
-
Debra Jaliman. Fungal Infections of Skin. Web MD. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/guide/fungal-infections-skin
-
Cleveland Clinic Medical Professional. Skin Fungus: Fungal Infection. Cleveland Clinic. Diakses pada 6 Desember 2021 dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4276-skin-fungus
-
Barry L. Hainer. Dermatophyte Infections. American Family Physician. Diakses pada 7 Desember 2021 dari https://www.aafp.org/afp/2003/0101/p101.html