Apa itu Infeksi Jamur Candida ? (1)

  • Infeksi jamur Candida dapat terjadi di hampir semua bagian tubuh seperti mulut, kelamin, organ tubuh dan bahkan masuk ke aliran darah.
  • Apabila jamur Candida masuk ke aliran darah, kondisi ini disebut Candidemia
  • Infeksi jamur Candida juga dapat menyebar dari aliran darah ke organ tubuh lain seperti mata, ginjal, hati, otak dan disebut juga dengan Invasive Candidemia.

Sebenarnya, ada 17 jenis jamur Candida yang berbeda. Namun, yang paling umum ditemukan adalah Candida albicans, C. glabrata, C. parapsilosis dan C. tropicalis (1).

Orang yang Berisiko Terinfeksi

  • Penderita diabetes (2).
  • orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (2, 3).
  • menderita gagal ginjal (2).
  • sedang dalam pengobatan antibiotik (3).
  • Makan makanan tinggi gula (2).
  • Konsumsi alkohol dan stress (3).

Infeksi Candida Bisa Berakibat Fatal, Benarkah?

  1. Infeksi jamur Candida pada mulut dapat menyebar ke kerongkongan (4).
  2. Infeksi jamur Candida pada pencernaan berisiko menyebabkan kerusakan pada dinding usus (4).
  3. Selain itu, infeksi jamur ini juga dapat berakibat fatal karena bisa masuk ke dalam darah (1) dan bahkan menyebar ke organ tubuh lain seperti pada mata, tulang, dan jantung (4).

Gejala Infeksi Jamur Candida Berdasarkan Lokasinya

  1. Infeksi pada kulit dan kuku
    Jamur Candida juga dapat tumbuh di kulit dan kuku, dan lipatan kulit. Disebabkan oleh pertumbuhan jamur Candida di kulit yang hangat dan lembab (2,3). Gejala: Ruam merah, jerawat, rasa perih seperti terbakar, kuku yang membengkak, sakit dan bisa menyebabkan kuku lepas (4).
  2. Infeksi pada vagina/penis
    Penderita diabetes, wanita yang mengonsumsi pil KB, ataupun sedang hamil termasuk kategori orang yang lebih rentan terhadap infeksi jamur. Selain itu bisa juga disebabkan karena kondisi kulit lembab yang membuat jamur berkembangbiak (2). Gejala: kemaluan gatal, nyeri, keputihan yang abnormal, dan rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil (4).
  3. Infeksi pada mulut
    Candida yang berkembang di mulut lebih sering terjadi pada bayi dan orang berusia lanjut (4), orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau yang memakai gigi palsu (2). Gejala: Bercak putih di sekitar mulut, lidah, dan tenggorokan, sakit saat menelan, serta sariawan (4).
  4. Infeksi pada pencernaan
    Sebenarnya, jamur Candida hidup secara alami di dalam usus, namun penyakit radang usus dapat menyebabkan pertumbuhannya menjadi berlebihan dan menyebabkan infeksi. Gejala: diare, kram, mual dan kembung (4).

Obat untuk Mengatasi Jamur Candida 

Pengobatan infeksi jamur kulit saat ini sudah semakin baik. Ada begitu banyak jenis obat-obatan yang bisa kamu pilih karena disebabkan oleh jamur Candida ini, misalnya seperti obat kadas yang memiliki kandungan Klotrimazol (5). Pengobatan untuk infeksi jamur Candida bisa menggunakan obat kadas berupa krim antijamur dengan kandungan Klotrimazol (5). Agar infeksi cepat kelar sampai ke akar, jangan lupa untuk rutin mengoleskannya pada bagian yang terkena infeksi setiap hari selama 2 minggu (6).
Kenapa Memilih Antijamur Klotrimazol 1%?

  1. Mampu mencegah jamur tumbuh kembali
    Obat antijamur Klotrimazol 1% banyak digunakan untuk mengatasi infeksi kulit yang disebabkan oleh  jamur, dermatofit, bahkan bakteri. Cara kerja Klotrimazol 1% adalah dengan merusak bagian membran sel jamur, terutama  strukturnya. Ketika sudah berhasil dirusak, jamur akan sulit bertumbuh ataupun berkembang (7). Urusan perjamuran pun jadi kelar sampai akar.
  2. Waktu penyembuhan yang singkat
    Oleh sebab itu, penggunaan Klotrimazol 1% untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit dinilai efektif dan dalam jangka waktu relatif singkat. Umumnya, Klotrimazol 1% mampu mengatasi jamur kulit dalam waktu 7 hari (6). Namun, disarankan kamu menggunakannya minimal selama 2 minggu untuk memastikan infeksi jamur telah teratasi (6). Caranya adalah dengan mengoleskan 2 hingga 3 kali sehari pada area yang terinfeksi.

CH-20220407-36

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia

Referensi:

  1. American Thoracic Society. Candidemia (Blood Infection) and Other Candida Infections. American Thoracic Society. Diakses pada 23 Maret 2022 dari https://www.thoracic.org/patients/patient-resources/resources/candidemia.pdf 

  2. Neha Pathak, MD. What Is Candidiasis? Web MD. Diakses pada 23 Maret 2022 dari https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/guide/what-is-candidiasis-yeast-infection 

  3. Kayla McDonell, RD. 7 Symptoms of Candida Overgrowth (Plus How to Get Rid of It). Healthline. Diakses pada 23 Maret 2022 dari https://www.healthline.com/nutrition/candida-symptoms-treatment

  4. Nancy LeBrun. What Are the Symptoms of Candida Infection? Very Well Health. Diakses pada 23 Maret 2022 dari https://www.verywellhealth.com/symptoms-of-candida-5205172 

  5. The Healthline Editorial Team. Candida Fungus Skin Infection. Healthline. Diakses pada 23 Maret 2022 dari https://www.healthline.com/health/skin/candida-fungus 

  6. NHS. Clotrimazole: Cream, spray and solution. NHS UK. Diakses pada 5 April 2022 dari https://www.nhs.uk/medicines/clotrimazole/ 

  7. NHS. Clotrimazole for thrush (Canesten). NHS UK. Diakses pada 5 April 2022 dari https://www.nhs.uk/medicines/clotrimazole-for-thrush/