Penyebab Kutu Air di Musim Hujan
Perubahan iklim dan cuaca seperti hujan, banjir dan badai memiliki kontribusi besar pada penyebaran berbagai penyakit menular yang ditularkan melalui air (1). Itu sebabnya mengapa banyak penelitian yang menunjukkan bahwa frekuensi penyakit infeksi jamur pada kulit dilaporkan terjadi lebih tinggi saat musim hujan dan banjir (2), hal ini disebabkan karena faktor:
-
Suhu yang lembab. Suhu yang lembab merupakan langganan pertumbuhan jamur, termasuk kutu air (1,2). Kutu air atau tinea pedis dapat menular melalui kontak antara kulit yang sehat dengan kulit yang terinfeksi ataupun kontak dengan jamur di lingkungan yang lembab (contohnya seperti kolam renang, kamar mandi serta ruang ganti bersama) (3).
-
Jamur terbawa oleh air. Karena air merupakan media yang dapat mengalir dan bersentuhan langsung dengan kulit, maka hal ini dapat mengakibatkan waterborne diseases atau penyakit yang disebabkan oleh air hujan. Dampak musim hujan menyebabkan kontaminasi terhadap air baik dari hujan ataupun banjir mampu menyebarkan penyakit kutu air (1).
Tips Menghindari Kutu Air di Musim Hujan
Meski cuaca hujan tidak dapat dihindari, namun penularan penyakit kutu air tetap bisa ditanggulangi dengan beberapa langkah berikut ini:
- Menjaga kebersihan kaki
Dampak musim hujan dapat membuat kulit terkena kontak langsung dengan air yang mengandung kuman dan jamur. Oleh karena itu, biasakan untuk mencuci kaki terutama setelah dari luar ruangan dan apabila terkena kontak pada air hujan ataupun banjir. Jangan lupa untuk menjaga kaki tetap kering setiap saat dan keringkan dengan handuk bersih yang hanya digunakan secara pribadi dan tidak dipinjamkan ke orang lain (4). - Gunakan alas kaki saat hujan
Selain dapat melindungi dari kontak jamur yang ada di lantai ataupun tanah dan juga luka goresan, penggunaan alas kaki juga tetap direkomendasikan saat musim hujan. Jangan gunakan sepatu yang mudah lembab apabila terkena basah. Sebaiknya, siapkan juga cadangan beberapa pasang alas kaki yang dapat segera digunakan jika alas kaki yang lain basah terkena hujan (3,4). - Hindari air hujan dan genangannya
Tidak hanya alas kaki, namun sebaiknya Anda juga perlu menyiapkan payung dan jas hujan yang dapat melindungi kulit dari kontak air hujan. Jamur penyebab kutu air dapat ditemukan bukan hanya pada air hujan namun juga pada genangan air, lumpur dan banjir (5). - Gunakan kaos kaki yang bersih
Selain alas kaki, Anda juga perlu untuk menyiapkan kaos kaki yang bersih dan kering setiap hari. Pastikan untuk selalu mengganti kaos kaki secara teratur, jangan gunakan kaos kaki yang sama selama lebih dari sehari. Jika kaki Anda termasuk kaki yang cenderung lebih sering berkeringat, segera ganti kaos kaki tersebut lebih sering (4). - Menggunakan Obat Antijamur
Jika sudah terlanjur terkena kutu air, maka cara yang paling efektif untuk mengangkatnya sampai ke akar adalah dengan melakukan pengobatan dengan antijamur (3,4). Anda bisa mengoleskan krim yang mengandung bahan aktif Klotrimazol 1% ke area kulit yang terkena kutu air sebanyak 2-3 kali sehari selama minimal 2 minggu. Selain dapat mengurangi rasa gatal dengan cepat, krim antijamur ini juga dapat meresap ke dalam lapisan epidermis kulit yang terinfeksi kutu air, sehingga mampu membunuh jamur kulit sampai tuntas.
Dampak musim hujan terhadap kesehatan kulit ternyata cukup besar. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan penularan kutu air semakin meningkat, oleh karena itu jangan sepelekan beberapa langkah pencegahan di atas. Namun, apabila Anda telah terjangkit kutu air, segera lakukan pengobatan dengan krim antijamur secepat mungkin. Agar kutu air tidak dapat kambuh kembali, sebaiknya Anda tetap menggunakan krim Klotrimazol 1% sebagai langkah pencegahan. Jangan lupa untuk membersihkan kulit kaki dan menjaganya tetap kering setiap hari.
Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia
Referensi:
-
Nicola Balato, dkk. Effects of Climate Changes on Skin Diseases. Expert Review of Anti-Infective Therapy. Diakses pada 20 Januari 2022 dari https://www.researchgate.net/publication/259649837_Effects_of_climate_changes_on_skin_diseases
-
Sarah J Coates, dkk. The effects of climate change on human health in Africa, a dermatologic perspective: a report from the International Society of Dermatology Climate Change Committee. International Journal of Dermatology. Diakses pada 20 Januari 2022 dari https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/ijd.14759
-
CDC US. Hygiene-Related Diseases: Athlete’s Foot. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 20 Januari 2022 dari https://www.cdc.gov/healthywater/hygiene/disease/athletes_foot.html
-
Mayo Clinic Team. Athlete’s Foot. Mayo Clinic. Diakses pada 20 Januari 2022 dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/athletes-foot/diagnosis-treatment/drc-20353847
-
Dennis J Baumgardner. Freshwater Fungal Infections. National Center for Biotechnology Information. Diakses pada 21 Januari 2022 dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6664362/pdf/jpcrr-4.1-32.pdf