Apabila tidak segera diobati, kutu air di telapak kaki dan area di sekitarnya bisa semakin bertambah parah. Namun jangan bingung, tentunya ada cara menghilangkan kutu air di kaki yang membandel. Pada artikel kali ini, kamu akan mengetahui apa penyebab kutu air pada kaki serta cara terbaik untuk membasminya sampai ke akar.

Apa itu kutu air?

Tinea pedis atau kutu air merupakan penyakit infeksi jamur pada permukaan kulit/superfisial yang paling umum terjadi di dunia. Kutu air lebih banyak diderita pada orang yang tinggal di daerah dengan iklim lembap dan hangat yang mendukung jamur untuk tumbuh dan berkembang (1).

Apakah kutu air pada kaki bisa menular?

Tinea pedis atau kutu air menular melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau kontak langsung dengan jamur penyebab penyakit. Jamur tersebut lebih menular pada lingkungan yang lembap dan hangat seperti pada sepatu olahraga, permukaan kolam renang, kolam pemandian air panas, kamar mandi, dan ruang ganti (2,3).

Seperti apa gejala kutu air di kaki?

Berdasarkan gejalanya yang berbeda-beda, setidaknya ada 4 jenis kutu air yang menyerang bagian kaki, seperti:

  1. Interdigital tinea pedis (kutu air pada sela-sela jari kaki)
    Ini merupakan jenis kutu air yang paling umum terjadi. Infeksi biasanya terjadi diantara jari ke-4 dan ke-5 dan dapat menyebar ke bagian telapak kaki. Karakteristiknya adalah kulit menjadi kemerahan, bersisik, basah, mengelupas, menimbulkan gatal dan bau yang tidak sedap (1,3). Cara mengobati kutu air di sela jari kaki adalah dengan memberikan obat salep (1,3) yang mengandung Klotrimazol 1% dengan mengoleskannya 2-3 kali sehari selama 2 minggu untuk mengatasi jamur kelar hingga ke akar.
  2. Inflammatory tinea pedis (kutu air yang disertai peradangan)
    Ini merupakan jenis kutu air yang paling jarang terjadi. Karakteristiknya adalah terdapat gelembung-gelembung berisi cairan (vesikel/bula) atau lepuhan dengan dasar kulit kemerahan yang menyebabkan gatal, nyeri, dan sensasi seperti terbakar (1,3).
  3. Ulcerative tinea pedis (kutu air yang disertai ulkus)
    Karakteristiknya adalah terdapat gelembung-gelembung berisi cairan yang menyebar dengan cepat disertai adanya kulit lecet dan ulkus/ luka dalam. Ulkus ini menyebabkan rasa gatal dan nyeri (3).
  4. Hyperkeratiotic tinea pedis (kutu air yang disertai penebalan kulit)
    Karakteristiknya adalah bagian samping atau telapak kaki tampak kemerahan dan disertai dengan adanya penebalan pada kulit kaki. Penderita akan merasa gatal dan apabila penebalan kulit disertai dengan kulit pecah-pecah maka akan terasa sangat nyeri saat berjalan (1,3).

Cara mengatasi kutu air di kaki (1,3)

  • Menjaga kaki tetap bersih, kering, dan tidak lembap.
  • Mengganti kaus kaki setiap hari.
  • Angin-anginkan kaki apabila terasa lembap atau basah.
  • Jemur sepatu di bawah sinar matahari apabila terasa lembap atau basah.
  • Membersihkan kaki hingga sela jari kaki dengan air dan sabun, pastikan kaki kering sebelum mengenakan sepatu.
  • Menggunakan alas kaki sesuai ukuran (tidak terlalu ketat), dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
  • Menggunakan alas kaki saat berada di tempat umum.
  • Memotong dan menjaga kebersihan kuku kaki secara rutin.
  • Tidak berbagi barang pribadi seperti handuk, sepatu, kaus kaki dengan orang lain.
  • Oleskan salep antijamur yang mengandung Klotrimazol 1% ke bagian kulit yang terinfeksi 2 kali per hari selama dua minggu agar benar-benar kelar sampai ke akar.

Ingat, selalu perhatikan kebersihan dan rajin mengoleskan obat kutu air di kaki yang ampuh seperti salep anti jamur agar kutu air pada kaki bisa segera sembuh. Jangan tunda pengobatan agar gejala tidak bertambah parah, oleskan salep 2-3 kali sehari yang mengandung Klotrimazol 1% selama 2 minggu di bagian kaki yang terinfeksi untuk menghilangkan jamur kelar sampai ke akar. 

Jika infeksi sudah terlihat ada inflamasi, disarankan untuk menggunakan salep antijamur yang mengandung Bifonazol 1% dengan pengobatan cukup 1 kali sehari. Agar pengobatan berjalan secara efektif, meskipun gejala sudah hilang tetap lanjutkan perawatan sesuai durasi waktu yang disarankan agar jamur tidak balik lagi.

CH-20230316-09

Artikel ini ditinjau oleh:
dr. Reza Dirgahayu Putri

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia

Referensi:

  1. Kumar V, et al. Tinea Pedis - an update. Asian Journal of Medical Sciences. 2011.
  2. CDC. Tinea Pedis. 2017. Available at : https://www.cdc.gov/healthywater/hygiene/disease/athletes_foot.html.
  3. Makola NF, et al. Managing Athlete’s Foot. S Afr Fam Pract. 2018;60(5):37-41.