Apa itu Panu?

Pitiriasis versikolor atau dikenal dengan panu adalah infeksi jamur yang ditandai dengan perubahan pigmen kulit akibat kolonisasi pada lapisan terluar kulit oleh jamur Malassezia Furfur (1)

Penyebab Panu (1)

  1. Panu memang banyak dijumpai di daerah tropis dikarenakan suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi.
  2. Malassezia Furfur merupakan organisme normal pada kulit yang dapat berubah menjadi bentuk infeksius dalam kondisi tertentu, seperti lingkungan dengan suhu dan kelembaban tinggi, produksi kelenjar minyak dan keringat berlebih, keadaan daya tahan tubuh rendah, dan keadaan malnutrisi.
  3. Jamur Malassezia menghasilkan berbagai senyawa yang menyebabkan perubahan warna pada kulit sehingga warna kulit menjadi lebih terang atau gelap dan disertai rasa gatal terutama saat berkeringat (1,2).

Faktor-Faktor yang Meningkatkan Terjadinya Panu

Sebelum mempelajari cara menghilangkan panu sampai ke akarnya, penting untuk mengetahui berbagai faktor penyebabnya. Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya panu, yaitu faktor dari dalam tubuh dan luar tubuh, yaitu: 

  • Faktor dari dalam tubuh (endogen) (1).
    • - Produksi kelenjar minyak dan keringat yang berlebih.
    • - Malnutrisi.
    • - Daya tahan tubuh rendah (immunocompromised), dan 
    • - Pemakaian obat-obatan yang menekan sistem imun.
  • Faktor dari luar tubuh (eksogen) (1).
    • - Perubahan suhu.
    • - Kelembaban kulit.

Pada orang dengan produksi keringat yang berlebih memiliki kecenderungan untuk terjadi pertumbuhan jamur ini dikarenakan lapisan kulit terluar akan melunak pada keadaan basah dan lembab sehingga mudah dimasuki jamur. Pada keadaan malnutrisi dan pada penderita dengan daya tahan tubuh rendah akan memudahkan pertumbuhan jamur. Faktor terakhir, yaitu suhu dan kelembaban yang tinggi akan meningkatkan produksi kelenjar minyak dan keringat sehingga pertumbuhan M. furfur meningkat (1).

Cara Menghilangkan Panu Secara Efektif 

Panu bersifat rekuren atau dapat mengalami kekambuhan. Oleh karena itu, cara menghilangkan panu sampai ke akarnya perlu dilakukan dengan pemilihan pengobatan yang efektif, aman dan terjangkau harus dipertimbangkan (3). Pengobatan panu dapat dilakukan menggunakan (3):

  • Obat oles (topikal) berupa krim, losion, atau sampo.
  • Perawatan dengan menggunakan obat minum (sistemik). 

Keuntungan pengobatan oles/topikal ialah kerjanya cepat dan efek samping yang minimal bila dibandingkan dengan pengobatan sistemik yang cenderung memiliki efek samping yang serius, sehingga cara menghilangkan panu hingga kelar sampai ke akarnya dapat berjalan secara efektif.

Salah satu cara yang dapat dilakukan ketika terkena penyakit kulit seperti panu adalah dengan mengoleskan salep yang mengandung Klotrimazol 1%. Klotrimazol 1% bekerja secara spesifik untuk jenis jamur yang menyebabkan panu dengan menghambat pertumbuhan sel jamur, sehingga Klotrimazol 1% efektif untuk menghilangkan jamur kelar sampai ke akar (3).

Apa yang Harus Dilakukan Agar Panu Tidak Muncul Kembali?

Dengan selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, Anda tidak perlu mengkhawatirkan risiko menderita penyakit panu bahkan dapat teratasi hingga kelar sampai ke akar. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan kulit, yaitu (4)

  • Tidak berbagi peralatan seperti handuk, baju, dan sarung bantal kepada orang lain.
  • Mengganti baju dan mengeringkan tubuh apabila berkeringat.
  • Mengeringkan tubuh setelah mandi hingga ke bagian terkecil seperti sela jari kaki agar daerah tersebut tidak lembab.
  • Menggunakan alas kaki apabila berjalan di daerah yang basah.
  • Mengganti kaos kaki setiap hari.

CH-20220621-23

Artikel ini ditullis oleh:
dr. Reza Dirgahayu Putri

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia

Referensi:

  1. Pramono AS, Soleha TU. Pitiriasis Versikolor: Diagnosis dan Terapi. J Agromedicine. 2018.

  2. Rai MK, Wankhade S. Tinea Versicolor - An Epidemiology. J Microbial Biochem Technol. 2009;1(1):51-6.

  3. Pusung AV, et al. Efektivitas Pengobatan Topikal pada Pitiriasis Versikolor. e-CliniC. 2021;9(1):143-148.

  4. The Society For Pediatric Dermatology. What Is Tinea? Pediatric Dermatology : Vol. 34, No. 4 (2017)