Penyebab Kulit Melepuh Tiba Tiba

Kulit tiba tiba melepuh tentu ada sebabnya. Ruam ataupun kulit gatal dan melepuh bisa muncul di permukaan kulitmu kapan saja. Kemungkinan, menjadi penyebab kulit melepuh tiba tiba adalah karena suatu hal yang sederhana. Contohnya, suhu cuaca panas atau aktivitas fisik seperti olahraga, atau bisa juga karena kondisi kulit tertentu yaitu eksim atau alergi.

Namun jika kulitmu terasa gatal dan kering, serta terlihat sedikit bersisik, hal tersebut mungkin merupakan tanda bahwa kamu sudah terinfeksi jamur kulit. Jika kamu abaikan, maka infeksi jamur pada kulit dapat menyebar ke bagian tubuh yang lainnya, namun di sisi lain penyakit ini cukup mudah diobati. Jika kamu terkena jamur kulit, janganlah khawatir ataupun merasa malu. Pasalnya, infeksi jamur pada kulit sangat wajar terjadi. 

  • Apa yang menyebabkan kulit gatal dan melepuh? Kulit tiba tiba melepuh yang disertai dengan gatal pada kulitmu bisa menjadi gejala infeksi jamur pada kulit, atau mungkin merupakan tanda bahwa kamu memiliki kondisi kulit seperti eksim. Bintik-bintik kecil berwarna merah yang terasa gatal juga bisa menjadi tanda biang keringat atau ruam panas (miliaria).

  • Apakah kulit seperti melepuh boleh dipencet? Jangan mencoba-coba untuk menekan bagian kulit yang melepuh. Sebaiknya, biarkan kulit gatal dan melepuh tanpa sentuhan kecuali saat ingin mengobati dengan salep. Jika kamu berusaha untuk meletuskan cairan atau bengkak tersebut, tindakan ini dapat menyebabkan infeksi.

Mengidentifikasi Kulit Seperti Melepuh Berdasarkan Gejala

  1. Infeksi jamur selangkangan. Berhati-hatilah bila kamu menemukan ada ruam merah dengan kulit kering dan bersisik, apalagi jika terdapat bagian tepi pinggir yang terangkat. Apabila ciri tersebut terlihat pada paha bagian dalam, selangkangan, pantat atau perut, bisa jadi merupakan gejala infeksi jamur selangkangan yang umum terjadi pada pria dan wanita.
  2. Kutu Air. Infeksi jamur ini awalnya menyerang bagian kulit kaki dengan ciri-ciri lecet, kemerahan, kulit bersisik dan mengeluarkan aroma tak sedap. Kutu air bisa menyebar ke tangan dan anggota tubuh lainnya apabila terpapar kontak dengan kaki saat menggaruk.
  3. Panu. Tinea versikolor atau panu adalah masalah kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur yang tumbuh berlebihan. Panu seringkali muncul sebagai ruam kecil berwarna merah, putih atau kecoklatan dan terkadang bersisik yang kadang terasa sangat gatal.
  4. Kadas atau kurap. Ruam merah berbentuk melingkar seperti cincin dengan bagian tepi terangkat di dada, wajah, lengan, atau kakimu adalah gejala umum dari kurap. Kulit di bagian tengah ruam biasanya terlihat normal atau biasa saja, walau tidak menutup kemungkinan terlihat kering, bersisik, dan meradang. Ruam ini sering disertai oleh kulit melepuh dengan bengkak kecil berisi cairan. 

Jika Kulit Gatal dan Melepuh Namun Tidak Sama dengan Gejala di Atas….

Tidak ada kulit melepuh tanpa sebab, semua pasti ada penyebabnya. Ada banyak alasan lain mengapa kulitmu tiba tiba melepuh atau memerah. Tetap waspada akan timbulnya gejala lain, contohnya seperti kulit kering, bersisi, gatal dan pecah-pecah. Selain itu, beberapa kondisi tertentu juga dapat menyebabkan kulit melepuh tiba tiba, yakni:

Penyebab 

Kondisi

Perubahan hormon

Kehamilan

Kesehatan mental

Stres dan panik

Alergi

Biang keringat, alergi kulit, dermatitis kontak

Infeksi bakteri

Skabies

Peradangan

Intertrigo, annular erythema

Penanganan yang Harus Dilakukan Jika Kulit Tiba Tiba Melepuh

  • Tahan keinginanmu untuk menggaruk kulit gatal dan melepuh. Meskipun menggaruk terasa enak, namun bisa menimbulkan infeksi.
  • Daripada menggaruk secara berlebihan, cobalah mengusap kulit dengan kain secara lembut.
  • Mencari pertolongan medis adalah cara yang bijak. Konsultasi ke dokter atau apoteker untuk mendapatkan rekomendasi penanganan kulit yang tiba-tiba melepuh.
  • Infeksi kulit jamur bisa diobati dengan salep antijamur yang akan membersihkan infeksi dan membantu meringankan gejala seperti ruam dan gatal-gatal. Pengobatan ini biasanya diterapkan 2-3 kali sehari selama 2 minggu tergantung seberapa serius infeksi.
  • Klotrimazol 1% merupakan salep antijamur yang berguna untuk mengobati infeksi jamur ringan seperti kurap, gatal di selangkangan, dan bahkan panu akibat jamur.
  • Selain mengoleskannya ke area yang terinfeksi, pastikan kamu juga mengoleskan salep di luar area yang terinfeksi agar pengobatan lebih efektif.
  • Untuk area kulit yang memiliki gejala lebih parah, gunakan salep antijamur yang efektif, yaitu salep yang mengandung Bifonazol 1%. Kandungan bahan aktif yang cepat kerjanya, efektif, dan bebas gatal seharian membuatmu hanya perlu mengaplikasikan salep 1 kali sehari selama 2 minggu untuk membantu membunuh jamur hingga kelar sampai ke akar, lho.
  • Jangan lupa agar kamu menyelesaikan tahapan pengobatan sesuai durasi penggunaan yang disarankan agar jamur bisa terangkat secara tuntas dan tidak mudah kambuh, ya.

Kulit gatal dan melepuh akibat infeksi jamur bisa disingkirkan dengan mengoleskan krim antijamur. Tidak perlu berkali-kali, dengan salep antijamur Bifonazol 1% kamu cukup mengaplikasikan salep antijamur tersebut sebanyak 1 kali sehari saja. Mudah dan praktis, cepat kerjanya, dan efektif angkat jamur sampai tuntas like a pro! Kulit jadi kembali nyaman karena bebas gatal seharian. Jangan ditunda terus menerus, segera atasi jamur sampai tuntas agar infeksi tidak bertambah parah.

CH-20220909-25

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia

Referensi:

  1. Drago L, Micali G, Papini M, Piraccini BM, Veraldi S. Management of mycoses in daily practice. G Ital Dermatol Venereol 2017;152(6):642-50.

  2. Everink IHJ, Kottner J, van Haastregt JCM, Halfens R, Schols JMGA. Skin areas, clinical severity, duration and risk factors of intertrigo: A secondary data analysis. J Tissue Viability 2021; 30(1):102-7.

  3. Fölster-Holst R. Differential diagnoses of diaper dermatitis. Pediatr Dermatol 2018;35 Suppl 1:S10-8.

  4. Hay R. Superficial fungal infections. Medicine 2017;45(11):707-10.

  5. Hoffmann V, Pereira MP, Ständer S. Chronischer Pruritus: Epidemiologie, Diagnostik und Behandlung. [Chronic pruritus: epidemiology, diagnosis and treatment.] Akt Dermatol 2019; 45(06):294-305.

  6. Ilkit M, Durdu M. Tinea pedis: the etiology and global epidemiology of a common fungal infection. Crit Rev Microbiol 2015;41(3):374-88.

  7. Kalra MG, Higgins KE, Kinney BS. Intertrigo and secondary skin infections. Am Fam Physician 2014;89(7):569-73.

  8. Kang R, Lipner S. Consumer preferences of antifungal products for treatment and prevention of tinea pedis. J Dermatolog Treat 2019;30(8):745-9.

  9. Kovitwanichkanont T, Chong AH. Superficial fungal infections. Aust J Gen Pract 2019;48(10):706-11.

  10. Mochizuki T, Tsuboi R, Iozumi K, Ishizaki S, Ushigami T, Ogawa Y, Kaneko T, Kawai M, Kitami Y, Kusuhara M, Kono T, Sato T, Sato T, Shimoyama H, Takenaka M, Tanabe H, Tsuji G, Tsunemi Y, Hata Y, Harada K, Fukuda T, Matsuda T, Maruyama R; Guidelines Committee of the Japanese Dermatological Association. Guidelines for the management of dermatomycosis (2019). J Dermatol 2020;47(12):1343-73.

  11. Sahoo AK, Mahajan R. Management of tinea corporis, tinea cruris, and tinea pedis: A comprehensive review. Indian Dermatol Online J 2016;7(2):77-86.

  12. Šikić Pogačar M, Maver U, Marčun Varda N, Mičetić-Turk D. Diagnosis and management of diaper dermatitis in infants with emphasis on skin microbiota in the diaper area. Int J Dermatol 2018;57(3):265-75.

  13. Warnock DW, Chiller TM. Superficial fungal infections. In: Editor(s): Cohen J, Powderly WG, Opal SM. Infectious Diseases (Fourth Edition); Elsevier, 2017: 122-9.

  14. Catherine Moyer. An Overview of Athlete’s Foot. Very Well Health. https://www.verywellhealth.com/athletes-foot-p2-1337757.

  15. Timothy Huzar. What To Know About Psoriasis and Tinea Versicolor. Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324160#what-are-they.